10 Serangan Hacker Terbesar yang Menggemparkan Dunia Digital
Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, keamanan siber menjadi isu yang tidak bisa di abaikan. Di balik kemajuan teknologi, ada ancaman nyata dari para peretas (hacker) yang mampu menembus sistem keamanan perusahaan, lembaga pemerintahan, bahkan infrastruktur vital negara. Berikut adalah 10 Serangan Hacker Terbesar yang pernah terjadi dan meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah dunia maya.
1. Serangan WannaCry (2017)
WannaCry merupakan salah satu serangan ransomware paling terkenal di dunia. Dalam hitungan jam, malware ini menyebar ke lebih dari 150 negara dan menginfeksi ratusan ribu komputer, termasuk milik perusahaan besar dan rumah sakit. Serangan ini mengeksploitasi celah keamanan di sistem operasi Windows, menyebabkan data pengguna terenkripsi dan tidak bisa di akses tanpa membayar tebusan dalam bentuk Bitcoin.
2. Peretasan Yahoo (2013–2014)
Serangan terhadap Yahoo menjadi salah satu kebocoran data terbesar sepanjang masa. Lebih dari 3 miliar akun pengguna terekspos, termasuk informasi pribadi seperti email, nomor telepon, dan tanggal lahir. Dampaknya begitu besar hingga menurunkan nilai jual Yahoo ketika di akuisisi oleh Verizon.
3. Serangan Sony Pictures (2014)
Peretasan terhadap Sony Pictures dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Guardians of Peace. Mereka mencuri dan menyebarkan data internal, termasuk email pribadi eksekutif dan film yang belum dirilis. Diduga, serangan ini berkaitan dengan film “The Interview” yang dianggap menghina pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
4. Equifax Data Breach (2017)
Equifax, salah satu lembaga pelaporan kredit terbesar di Amerika Serikat, mengalami kebocoran data besar yang mengungkap informasi pribadi lebih dari 147 juta orang. Data yang dicuri termasuk nomor Jaminan Sosial dan informasi keuangan sensitif. Serangan ini menyebabkan kerugian finansial besar serta menurunkan kepercayaan publik terhadap keamanan data lembaga keuangan.
5. Colonial Pipeline Attack (2021)
Serangan ransomware ini melumpuhkan salah satu jaringan pipa bahan bakar terbesar di Amerika Serikat. Kelompok peretas bernama DarkSide menuntut tebusan dalam cryptocurrency setelah berhasil mengenkripsi sistem perusahaan. Akibatnya, pasokan bahan bakar terganggu di sebagian wilayah Amerika Serikat, menunjukkan betapa rentannya infrastruktur vital terhadap serangan siber.
6. Serangan Target (2013)
Retail raksasa Target menjadi korban peretasan yang mengekspos informasi kartu kredit dan debit lebih dari 40 juta pelanggan. Serangan ini terjadi karena malware di pasang di sistem kasir. Selain kerugian finansial, reputasi perusahaan juga mengalami penurunan drastis.
7. SolarWinds Hack (2020)
Serangan ini di anggap sebagai salah satu operasi spionase siber paling canggih dalam sejarah. Kelompok hacker yang di duga berasal dari Rusia menyusup ke perangkat lunak Orion milik SolarWinds dan menginfeksi pembaruan perangkat lunak yang kemudian di gunakan oleh ribuan lembaga, termasuk instansi pemerintahan Amerika Serikat.
8. Marriott Data Breach (2018)
Lebih dari 500 juta data tamu dari jaringan hotel Marriott bocor setelah sistem Starwood mereka di retas selama empat tahun tanpa terdeteksi. Informasi seperti paspor dan detail kartu kredit ikut terekspos. Kasus ini memperlihatkan bagaimana serangan siber bisa berlangsung dalam waktu lama tanpa di sadari.
9. NotPetya (2017)
Berawal dari Ukraina, serangan ini menyebar secara global dan menyebabkan kerusakan besar pada sistem perusahaan seperti Maersk, Merck, dan FedEx. Berbeda dari ransomware biasa, NotPetya di rancang bukan untuk mendapatkan uang tebusan, melainkan untuk menghancurkan data dan sistem. Pemerintah AS dan Eropa menuduh Rusia berada di balik serangan ini.
10. Cambridge Analytica – Facebook (2018)
Meski bukan peretasan dalam arti tradisional, kasus Cambridge Analytica menjadi skandal besar yang melibatkan penyalahgunaan data pribadi 87 juta pengguna Facebook untuk kepentingan politik. Insiden ini membuka mata dunia tentang pentingnya privasi dan keamanan data di media sosial.
Baca juga: Revolusi 5G dan Beyond Menyambut Era Konektivitas Super Cepat
Dari serangan WannaCry hingga kebocoran data Facebook, semua kasus ini menunjukkan bahwa ancaman siber bisa menyerang siapa saja mulai dari individu, perusahaan, hingga pemerintahan. Keamanan digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Meningkatkan kesadaran, memperkuat sistem keamanan, serta berhati-hati dalam mengelola data pribadi adalah langkah penting agar kita tidak menjadi korban serangan siber berikutnya.